Monday, July 6, 2015

Link: Takhrij Hadis

Slide penjelasan tentang takhrij hadis dapat dilihat (via komputer ataupun mobile) di:

http://www.slideshare.net/nesiari/takhrijhadis

Slide penjelasan cara takhrij hadis dengan menggunakan maktabah syamilah dapat dilihat di:

http://www.slideshare.net/nesiari/takhrij-maktabahsyamilah-50232359

Friday, July 3, 2015

Amankan File-Akhir setelah Daftar Sidang

Ini benar terjadi. Salah seorang mahasiswa, sudah dinyatakan lulus setelah mengikuti sidang skripsi. Namun, ia tak dapat melakukan revisi. Pasalnya, file skripsinya hilang.

Bagi sebagian orang, hilangnya file skripsi adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Komputer rusak? Tak pernah mem-back-up di USB atau tempat lain?

Tidak berusaha mengantisipasi kemungkinan komputer mendadak tidak bisa digunakan, entah itu kena virus atau bahkan hilang dicuri orang, adalah keteledoran yang berakibat seseorang yang sudah seharusnya bisa lulus secara resmi, tersurat maupun tersirat, batal. 

Karena ijazah tak dapat diberikan jika yang bersangkutan tidak menyerahkan skripsi akhir yang telah direvisi sesuai masukan dari penguji, dan juga revisi tersebut telah mendapat persetujuan dari penguji dan pembimbing. 

Oleh karena itu, bagi kawan-kawan yang sudah selesai mendaftarkan diri untuk ikut sidang, yang itu berarti naskah skripsinya benar-benar sudah bentuk terakhir, termasuk pernak-pernik halaman pendahuluan sebelum bab 1, sudah tuntas. 

Amankan file-akhir ini; agar kisah sedih dan lumayan menggemaskan di atas tidak terulang. 

Cara termudah adalah kirimkan file-file tersebut ke email seseorang. Rename (ganti namanya) dulu dengan save-as, dengan nama yang lebih sesuai, misalnya: skripsiFulanah_finalOK_3Juli15.doc.
halamanpengantarFulanah_finalOK_3Juli14.doc.

Selain itu, buat juga versi .pdf-nya, untuk mengantisipasi tampilan berubah jika dibuka di komputer lain.

Setelah itu kirimkan dalam bentuk attachment, bisa ke ke email suami, teman, atau bahkan email sendiri. 
Semoga dimudahkan sampai ijazah benar-benar diterima di tangan. 

### 3 Juli 2015 

1 bulan 9 hari menuju sidang. 

Friday, June 26, 2015

Catatan Kaki Mulai Satu pada Tiap Bab

Seorang kawan bertanya tentang cara mengubah nomor catatan kaki, menjadi mulai 1 lagi pada tiap bab. Yakni, hitungannya tidak bersambungan dari bab sebelumnya.

Misalnya, pada bab ke-1, nomor catatan kaki terakhir adalah 24. Bagaimana supaya pada catatan kaki pertama di bab ke-2, bukan 25, tapi 1. Demikian juga pada bab ke-3 dan ke-4; intinya, pada masing-masing bab, angka catatan kaki te-"reset" ke 1.

Bisa dicoba dengan langkah-langkah sebagai berikut, yang terbagi dalam dua tahapan besar:
A. Membuat New Section pada Setiap Bab (dan Daftar Pustaka).
B. Mengubah Sistem Penomoran Referensi. 

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

A. MEMBUAT NEW SECTION PADA SETIAP BAB (dan DAFTAR PUSTAKA)

1. Buka halaman terakhir pada bab 1, misalnya halaman 13.

2. Tempatkan kursor di baris terakhir (paling dekat dengan nomor halaman di bagian bawah).

3. Pilih menu "Page Layout"

4. Pilih menu "Breaks"

5. Pilih menu di bagian "Section Breaks", -->
"Next Page [insert a section break and start the new section on the next page"

6. Setelah melakukan ini, kemungkinan judul BAB II yang ada di halaman berikutnya, turun, bisa satu baris, bisa lompat hingga satu halaman (ada satu halaman kosong).

Cara untuk menaikkannya adalah, letakkan kembali kursor di baris terakhir halaman terakhir bab sebelumnya (dalam contoh ini, BAB I), lalu tekan tombol "Del" berkali-kali, sesuai keperluan, yakni sampai judul "BAB II" kembali berada di baris teratas pada halaman setelah halaman terakhir BAB I.

7. Lakukan semua langkah no 1-6 di semua perpindahan bab, dari
BAB II ke BAB III;
BAB III ke BAB IV;
BAB IV ke BAB V;
BAB V ke DAFTAR PUSTAKA

Pembuatan new-section ini perlu dilakukan di semua bagian di atas, agar "kepala" atau "judul" Bab seperti "terpaku" untuk berada di baris pertama pada halaman terkait.

Meski pada halaman sebelumnya dilakukan editing, penambahan atau pengurangan baris, setelah dibuatkan new-section ini, judul bab berikutnya tetap berada di atas, tidak akan ikut naik atau turun.

B. MENGUBAH SISTEM PENOMORAN REFERENSI

Kembali ke posisi perpindahan akhir BAB I dan BAB II; letakkan kursor di halaman pertama dari BAB II.

Buat referensi di bagian awal, misalnya, bunyi paragraf awal:

Dalam bahasa Indonesia, rugi maknanya : terjual kurang dari harga beli atau modalnya, tidak mendapat laba: -- sedikit dijualnya juga karena ia memerlukan uang tunai; kurang dari modal (karena  menjual lebih rendah dari pada  harga  pokok) [1]


[1]  Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat  (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama , 2014) h. 1186

Pada dasarnya di paragraf tersebut sudah ada referensi. 
Buat referensi baru di akhir kata sebelumnya, misalnya setelah kata Indonesia atau terjual, atau di akhir kata mana saja, yang penting sebelum referensi pertama itu. 

Dalam proses memberikan referensi: 

1. Klik menu "References"
2. Perhatikan menu "Insert Footnote", yang dalam kotak itu bagian akhirnya ada tulisan "Footnotes" dan di samping pojok kanan bawahnya ada tanda panah miring ke kanan bawah. Klik tanda panah ini. 
3. Akan terbukan kotak dialog yang ada judul di atasnya, "Footnote and Endnote?"
4. Di kotak dialog ini, kita ubah sistem penomoran referensi di bagian: 
a. Numbering: ubah dari yang biasanya "continuous" menjadi "Restart Each Section" (pilihan kedua). 
b. Apply Changes to: ubah dari yang biasanya "this section", menjadi "Whole Document"
c. Setelah melakukan langkah a dan b, klik "insert". 

Maka, dengan demikian, sistem penomoran di seluruh bab sudah ter-set demikian, setiap ada new-section, maka otomatis nomor referensi juga akan dimulai lagi dari 1. 

Tuesday, June 23, 2015

Menulis Skripsi Itu Seperti... Hamil dan Melahirkan

Beberapa kawan sering mengeluh pada tahap-tahap penuntasan skripsinya, bahwa makin mau selesai makin ribet dan melelahkan.

Kalau penulis sudah merasakan yang seperti itu, justru bagus... ibarat orang yang mau melahirkan, berarti sudah proses pembukaan satu...

Kalau belum merasakan lelah dan ribet yang sangat, biasanya itu tanda bahwa sebenarnya skripsinya itu masih jauh dari beres. Hanya perasaannya saja bahwa skripsinya sudah selesai. Seperti ibu yang baru hamil 5-7 bulan, kadang-kadang merasakan kontraksi palsu. Bagi yang baru pertama kali hamil, mungkin akan berpikir, inikah tanda dekatnya waktu melahirkan?

Semakin mau tuntas semakin lelah. Ternyata masih ada saja yang salah. Ternyata yang bagian ini masih kurang. Ternyata yang ini masih harus dipindah ke bagian itu. Ternyata persyaratan sidang banyak juga. Ternyata janjian ketemua dosen untuk minta tanda tangan persetujuan ini dan itu tidak mudah. Ternyata...

Ketika mau menyerahkan skripsi, masih juga timbul pikiran, pantaskah diajukan? Sudah baikkah? Masih ada yang kurang kah? Seperti ibu yang hamil tua, bertanya-tanya apakah tak ada kekurangan pada anaknya yang nanti akan lahir? Apakah seluruh indranya lengkap dan berfungsi sebagaimana mestinya...? Apakah...?

Hingga akhirnya, sidang adalah saat seperti sudah di tempat tidur bersalin. Hanya bisa pasrah dan mengikuti alirannya. Meski tentu saja tetap harus mengingat cara mengatur nafas dan berupaya agar reaksi tubuh bisa sinergis dengan gelombang kontraksi yang datang.

### BiMC, 24 Juni 2015

Menulis Skripsi Itu Seperti...Mendandani Pengantin

Menulis skripsi itu seperti mendandani pengantin. Disiplin ilmu yang menjadi landasan penulisan skripsi ibarat corak pakaian pengantin. Apakah corak tradisional? Kalau tradisional, dari daerah mana? Ataukah corak negara lain? Arab? Eropa...?

Corak skripsi harus disesuaikan dengan program studi yang ditempuh penulis. Jika program studi tafsir hadis, maka sudah tentu skripsi itu sudah semestinya kental dengan hal-hal terkait tafsir dan hadis. Jika terkait arsitek, harus kental dengan referensi-referensi induk/utama ilmu arsitek. Demikian juga jika terkait kedokteran, hukum, ekonomi, ataupun disiplin ilmu lainnya. Akan aneh jika ada skripsi untuk meraih sarjana di bidang disiplin ilmu tertentu, tapi minim referensi utama terkait bidang ilmu tersebut.

Kesesuaian dan kekentalan corak ini agar seseorang yang dinyatakan lulus sesuai bidangnya, benar-benar dapat mempertanggungjawabkan gelarnya tersebut. Tahu referensi-referensi induk/utama bidang ilmu tersebut, dan terbukti memang mampu dan terbiasa mengakses referensi-referensi tersebut. Mungkin tidak hafal, tapi tahu di mana letaknya. Tahu masalah ini ada di referensi yang mana.   

Seorang rekan yang sedang menyelesaikan skripsinya pernah bertanya, "Apakah ada batasan jumlah minimal hadis yang seharusnya dicantumkan dalam skripsi?"

"Sepanjang sepengetahuan saya belum pernah dengar ada jumlah minimal, tapi saya sendiri memuat 36 hadis dalam skripsi saya."

"Waduh. Saya cuma tiga. Itupun sepertinya akan saya kurangi. Cukup satu saja, ya?"

Kawan ini juga mengatakan pada temannya yang lain, "Sudahlah, kumpulkan saja skripsinya meski hadisnya tidak ditakhrij".

Pemikiran rekan ini seperti orang yang mengatakan akan mendandani pengantin dengan corak tradisional. Tapi pengantin itu mengenakan kemeja biasa, celana panjang, sepatu pantovel. Corak tradisionalnya hanya ada di hiasan kepala. Lalu, hanya dengan mengandalkan hiasan tradisional di kepala pengantin, ia mengatakan bahwa pengantin sudah didandani secara tradisional.

Hal mula yang mudah diperiksa seorang penguji skripsi adalah menelusuri daftar pustaka skripsi tersebut. Jika itu untuk kesarjanaan bidang al-Quran dan tafsir, misalnya, harusnya daftar pustaka didominasi referensi-referensi induk terkait ilmu al-Qur'an dan tafsir. Karena tafsir itu paling utama ditafsirkan dengan ayat al-Qur'an lalu kemudian hadis, maka tak pelak, di daftar pustaka itu juga harus ada kitab induk hadis dengan jumlah memadai. Karena al-Qur'an bahasa aslinya adalah bahasa Arab, maka juga harusnya tercermin di daftar pustaka, bahwa penulis punya pengetahuan bahasa Arab. Tidak masuk akal jika semua hanya kitab terjemahan saja. 
 
Keharmonisan corak atau warna skripsi sesuai dengan disiplin ilmu terkait ini memang wajib adanya. Ibarat kedua, seorang pengantin diklaim didandani sebagai pengantin jawa. Hiasan kepala, baju, juga bawahan, semua sudah sesuai. Namun alas kakinya pakai sneaker, misalnya, meski kelas mahal. Seseorang yang menulis skripsi bidang Al-Qur'an dan tafsir dan juga mempunyai latar belakang pendidikan dari disiplin ilmu lain, sangat mungkin bisa tanpa sadar menampilkan pengantin jawa bersepatu sneaker ini. Misalnya saja ia dulu pernah belajar ilmu sejarah. Bisa-bisa ia berlama-lama bicara tentang sejarah terlepas dari batasan yang sudah ditetapkan sendiri, misalnya penelitian itu dibatasi oleh persepsi ayat. 

Contohnya, ada yang pernah membahas, Perang Tabuk dalam skripsinya. Meski ini memang bagian dari sirah Islam, namun cara pembahasannya sangat kental pada sisi sejarahnya. Ayat yang diklaim sebagai "pisau bedah"-nya hanya sekedar cantolan di judul. Ada juga yang membahas tentang bahasa Arab dalam perspektif ayat tertentu. Tapi di skripsi itu dia mencantumkan sejarah bahasa Arab berhalaman-halaman dengan panjang melebihi panjang kajian urgensi bahasa arab itu sendiri disorot dari ayat yang ia klaim sebagai "pisau bedah"-nya.

Perlu diingat bahwa panjang skripsi yang dituntut hanya 40-50 halaman, tergantung pedoman yang digunakan. Sebenarnya panjang skripsi ini tidak berat. Tidak perlu sampai ngulik-ngulik ke hal-hal yang secara signifikan tak lagi punya relevansi dengan judul skripsi. Malah bisa jadi bumerang saat sidang skripsi, dan membuat proses revisi skripsi jadi lebih ribet. 

### BiMC, 24 Juni 2015

Persiapan Sidang (3): Saat Sidang

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat sidang:

1. Hindari sama sekali menyebutkan pihak lain sebagai pihak yang bertanggung jawab/patut disalahkan terkait isi skripsi.

2. Hindari menyebutkan alasan-alasan atau kendala-kendala yang bersifat teknis/pribadi. Termasuk di dalamnya, keterbatasan referensi, keterbatasan akses internet, apalagi seperti kesibukan penulis, masalah keluarga, dan semacamnya.

3. Selalu dahulukan respon positif atas krikan dan masukan dari penguji, dahulukan ucapan terima kasih, baru kemudian menjawab/menanggapi.

4. Akhiri dengan janji untuk menggunakan masukan/kritikan dari para penguji sebagai acuan dalam merevisi skripsi nantinya.

Persiapan Sidang (2): Slide yang Baik

Beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan untuk membuat slide presentasi skripsi yang baik:

1. Utamakan background (BG) berwarna cerah dan tulisan berwarna gelap.

Jika dibalik, BG gelap dan tulisan terang, bisa mengakibatkan suasana tegang (secara psikologi, mayoritas warna gelap mencerminkan dan menularkan kejiwaan yang juga gelap/mendung, sebaliknya, melihat warna cerah lebih bisa menimbulkan rasa rileks dan ceria).

2. Hindari sama sekali perpaduan warna tulisan dan BG yang kurang kontras, yang menyebabkan tulisan sulit terbaca. Misalnya BG biru muda dan tulisan putih, atau BG kuning muda dan tulisan putih.

3. Hindari latar belakang yang terdiri dari foto pemandangan atau sejenisnya, karena BG yang seperti ini sangat rentan menampilkan banyak warna sehingga akan ada bagian-bagian di mana tulisan tidak jelas terbaca.

Misalnya, menggunakan foto pemandangan laut. Pada bagian lautnya yang berwarna biru tua, mungkin masih cocok menggunakan warna tulisan warna putih, namun jika ada bagian foto yang menampilkan awan, tentu tulisan warna putih ini akan jadi sewarna dengan awan, sehingga sulit terlihat.

4. Hindari menampilkan pernak-pernik gambar hiasan secara berlebihan. Kalaupun ada, pastikan pernak-pernik atau hiasan itu benar-benar diperlukan untuk memperkuat presentasi dan berhubungan erat dengan apa yang akan disampaikan. Karena ini adalah presentasi dengan tujuan ilmiah dan bukan untuk hal-hal yang bersifat hiburan, promosi atau bisnis.

Pernak-pernik yang tidak relevan justru bisa membuat yang menyaksikan tidak fokus pada inti yang ingin disampaikan presenter.

5. Hindari tampilan slide yang dipenuhi kalimat, cukup pakai kata-kata kunci saja.

Ingat bahwa menggunakan slide itu adalah untuk mengefisiensikan presentasi. Slide bukan tempat memindahkan isi makalah semacam copy-paste.

Kalaupun ada kalimat, usahakan sependek-pendeknya. Idealnya kira-kira, satu slide tak lebih dari 8 baris.

6. Jumlah slide yang logis untuk presentasi skripsi (biasanya durasi 7-10 menit) adalah sekitar 7-12 slide saja.

7. Adalah sangat baik jika sebelum tiba waktu presentasi, "gladi resik" dulu menggunakan LCD yang akan digunakan saat presentasi. Hal ini untuk memastikan tidak ada masalah teknis yang bisa jadi kendala nantinya. Hal yang perlu dicek:

a. Apakah warna yang ditampilkan di layar, sama dengan yang diinginkan (desain di komputer)?
b. Apakah kabel konektor kompetibel dengan komputer yang akan digunakan?

8. Siapkan file presentasi dalam USB, antisipasi terjadi suatu masalah, agar bisa segera menggunakan komputer lain jika diperlukan.

9. Kirim file presentasi yang sudah jadi ke email, bisa email pribadi, agar menjadi "arsip" yang bisa diakses kapanpun dan di manapun selama ada koneksi internet.

Persiapan Sidang (1): Presentasi

Seorang teman menanyakan tentang bagaimana membuat slide presentasi sidang.

Paling tidak, hal-hal berikut mungkin dapat membantu:

A. PEMBUKAAN:

1. Ta'awudz + basmalah
2. Tahmid + shalawat
3. Ucapan terima kasih pada moderator dan penguji (pastikan bisa melafalkan nama lengkap + gelar akademik mereka dengan benar).
4. (Kalau mau, bisa sebutkan nama diri, nim, angkatan keberapa...)

B. ISI: 
1. Sebutkan judul skripsi beserta nama pembimbing+gelarnya(ditampilkan di slide 1).
2. Ceritakan latar belakang penelitian secara ringkas (ditampilkan di slide 2-3, sesuai keperluan).
3. Sampaikan tujuan penelitian (tampilkan slide berikutnya, mungkin slide ke-4).
4. Sampaikan metode penelitian (tampilkan slide berikutnya, mungkin slide ke-5).
5. Sampaikan rumusan masalah (tampilkan slide berikutnya, mungkin slide ke-6)
6. Sampaikan intisari bab 3; poin-poin yang diekstrak dari pendapat mufassir/muhaddits sehubungan dengan tema penelitian (tampilkan slide berikutnya, mungkin slide ke-7 dan 8).
7. Intisari bab 4; yaitu bab pbahasan, ini yang paling penting dan intisari penelitian; bagaimana penulis bisa memperlihatkan hubungan bab 3 dan rumusan masalah sehingga terjawab di bab 4. (tampilkan slide berikutnya, mungkin mungkin slide ke-8 dan 9).
8. Kesimpulan (tampilkan slide berikutnya, mungkin slide ke-10 dan 11).
9. Adapun saran, kemungkinan tidak perlu disampaikan, cukup tercantum di skripsi.

C. PENUTUP

Kalimat penutup terserah sesuai improvisasi masing-masing, mungkin yang perlu diingat:
1. Hindari kata-kata merendah/ngeles seperti "Karena keterbatasan penulis... Skripsi ini jauh dari sempurna...", karena ini bisa dimaknai sebagai bentuk defensif awal penulis terhadap kritik.
2. Sampaikan permohonan kepada dewan sidang agar memberikan kritik dan masukan yang akan digunakan penulis sebagai rujukan perbaikan nantinya.

Saturday, June 13, 2015

ABSTRAK (3) Contoh (2)

Berikut contoh lain Abstrak:

ABSTRAK
(Nama Penulis)
(Judul Skripsi)
Kemiskinan merupakan fenomena di kota maupun desa. Banyak hal yang mempengaruhi fenomena kemiskinan tersebut. Di antaranya adalah etos kerja dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Penyebab utama dari kemiskinan ini adalah kurangnya perhatian orangtua dalam mempersiapkan bekal duniawi atau harta warisan untuk anak-anaknya sehingga dapat membantu kesejahteraan kehidupan mereka.
Tulisan ini mengelaborasi perhatian Islam terhadap kewajiban orang tua akan kesejahteraan anak, melalui kajian terhadap surat an-Nisa’ ayat 9. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif atau kajian studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku-buku atau kitab-kitab yang berkaitan langsung dengan tema meliputi kitab tafsir, hadis, pembahasan ulama dan para ahli terkait.
Kajian ini mengantarkan pada simpulan bahwa makna lemah yang terkandung dalam surat an-Nisaa’ ayat 9 tersebut adalah lemah dari sisi ekonomi, sehingga menjadi kewajiban orang tua untuk menjamin kesejahteraan anak-anak mereka. Melalui konsep warisan, Islam memberikan keadilan dalam pembagian untuk menjamin hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh kaum lemah termasuk anak-anak. Warisan harta memiliki urgensi dalam membantu kesejahteraa anak yang ditinggal tersebut. Di antaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagai bekal menuntut ilmu, terhindar tindak kriminal, bekal ibadah dan perjuangan. Maka, anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya yang sudah tercukupi kesejahteraannya, diharapkan akan tumbuh menjadi generasi penerus rabbani yang dapat menjadi sumber kekuatan bangsa.

Memuat Ayat Alquran dengan Khath Usmani

Di antara kesulitan yang juga kadang dikeluhkan terkait pembuatan skripsi adalah bagaimana menampilkan dalil ayat Alquran dengan khath usmani.

Berikut salah satu cara yang bisa ditempuh:

1. Miliki file Alquran usmani dalam bentuk word.
Salah satunya bisa didownload dari :

http://abuhudaelbugisy.blogspot.com/2010/05/download-software-al-quran.html
(lihat poin nomor 10)

2. Setelah mendownload file-nya, umumnya calon pengguna berhadapan dengan kendala "huruf planet", huruf-huruf dalam tampilan alquran usmani yang sudah didownload itu bukan huruf hijaiyyah tapi simbol-simbol.

Hal ini biasanya karena pada komputer atau laptop yang digunakan itu belum terinstal huruf King Fahd Glorious Quran Printing Complex, disingkat KFGQPC Uthmanic Script Hafs .

Karenanya huruf ini harus diinstal ke komputer tersebut.

Caranya adalah:

a. Download dari internet, salah satunya bisa dari link:

http://fath-multimedia.blogspot.com/2012/11/download-font-untuk-penulisan-mushaf.html

b. Klik link yang bertuliskan seperti ini :

DOWNLOAD FONT KFGQPC UTHMANIC SCRIPT HAFS

Setelah diklik, akan muncul kotak dialog tentang di mana file tersebut akan disimpan. Ikuti saja, bisa di folder "download" atau folder lain yang disukai.

c. Setelah itu buka file tersebut (bernama: UthmanicHafs1Ver09Font ), berbentuk WINRAR.zip ... Dibuka untuk diekstrak filenya. Lalu copy seluruh pilih font yang ada.

d. Setelah itu buka Control Panel.

Lalu buka "Appearance and Personalization", lalu pilih FONTS.

Lalu "paste" kan font-font yang tadi sudah dikopi ke daerah daftar font yang sudah terbuka itu (klik kanan lalu "paste", atau Ctr_V).

e. Setelah itu, biasanya laptop harus di-restart agar font ini bisa aktif.

Nah, setelah di laptop terinstal huruf KFGQPC Uthmanic Script Hafs ini, insya Allah file othmanic-alquran tersebut bisa dilihat sebagaimana mestinya melihat mushaf usmani.

Semua ayat-ayat di dalamnya bisa dikopi dan dipaste ke word-file.

Friday, June 12, 2015

ABSTRAK (2) Contoh 1

Berikut contoh abstrak:

ABSTRAK



(Nama Penulis)
(Judul Skripsi)

(Paragraf Ke-1:)
Jumlah umat Islam meningkat sangat pesat pada abad ke-21 ini. Sebagai umat terbaik pewaris risalah Islam yang sempurna, seharusnya dengan jumlah yang besar ini umat Islam dapat memimpin dunia. Namun, sebaliknya, umat Islam kini masih menjadi obyek yang dikendalikan pihak luar. Umat masih dihadapkan pada berbagai masalah sosial yang tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal tapi juga oleh faktor internal.
(di atas adalah Latar Belakang Penelitian)

(Paragraf Ke-2:)
Munculnya masalah sosial umumnya karena nilai amanah dan adil tidak ditegakkan dengan baik. Karenanya, agar dapat merumuskan solusi, perlu dilakukan kajian atas konsep Islam terhadap urgensi dan implementasi kedua nilai tersebut. Penerapannya dapat dilihat dalam hubungan majikan dan pembantu rumah tangga, sebagai bentuk hubungan yang sangat dekat dan nyata eksistensinya di tengah masyarakat.
(di atas adalah Tema Penelitian)

(Paragraf Ke-3:)
Metode yang digunakan dalam proses kajian adalah metode kualitatif yang dikombinasikan dengan metode kuantitatif. Metode kualitatif dengan kajian kepustakaan, sedangkan metode kualitatif dengan wawancara langsung kepada beberapa pihak terkait serta merujuk pada beberapa data hasil penelitian lapangan.  
(di atas adalah  Metode Penelitian)

(Paragraf Ke-4:)
Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara penegakan nilai amanah dan adil yang berlandaskan Q.S. An Nisaa’: 58 dengan pembinaan hubungan yang baik antara majikan dan pembantu rumah tangga. Hubungan tersebut dapat dirumuskan dalam empat pola, yaitu pola hubungan sederajat karena asal manusia yang sama, pola hubungan berbeda derajat karena perbedaan tingkat ilmu dan takwa, pola hubungan berbeda derajat karena perbedaan kedudukan, dan pola hubungan yang bersifat kekerabatan.
(di atas adalah Hasil Penelitian)

(Paragraf Ke-5:)

Terbinanya keempat pola hubungan tersebut dengan landasan nilai amanah dan adil, akan dapat menjadi alternatif solusi atas permasalahan sosial umat Islam. Hal ini dapat menjadi sumber kekuatan baru bagi umat, sebagaimana tercermin dalam kehidupan para sahabat, tâbiîn, dan salafus saleh. 
(di atas adalah Hasil Penelitian)

ABSTRAK (1) Kandungan

Secara sederhana, abstrak dapat dipahami sebagai gambaran skripsi dalam satu halaman. Seseorang yang membaca abstrak, dapat segera memahami skripsi itu tentang apa, kenapa ada penelitian tentang itu, bagaimana penelitian dilangsungkan, dan apa hasilnya.

Jadi, abstrak harus mengandung empat hal, yaitu:

1. Latar belakang penelitian
2. Tema penelitian
3. Metode penelitian
4. Hasil penelitian.

Untuk mempermudah, jika abstrak untuk skripsi, kira-kira bisa dibuat rancangan sesuai poin-poin di atas sebagai berikut:

Paragraf 1: Tentang latar belakang penelitian
Paragraf 2: Tema penelitian
Paragraf 3: Metode penelitian
Paragraf 4 dan 5: Hasil Penelitian

Kalau abstrak untuk jurnal, beda lagi. Harus disesuaikan dengan jumlah maksimal kata yang diminta jurnal terkait. Biasanya, hanya 1-2 paragraf saja. Lebih lazim 1 paragraf saja. Satu paragraf harus memuat keempat hal di atas. 

Gunakan kalimat yang singkat dan efektif, tidak berpanjang-panjang, misalnya:

Alquran, cukup Alquran saja, tidak perlu diperpanjang misalnya seperti, ...kitab suci umat Islam, yaitu Alquran.


Tuesday, June 9, 2015

Judul bab terakhir (Bab V)

Hal yang kadang terlewatkan juga adalah soal judul bab terakhir, bab V. Kebanyakan menulis "BAB V Kesimpulan dan Saran". Menurut salah seorang penguji, judul bab terakhir yang tepat adalah PENUTUP. Disesuaikan dengan Bab pertama yang diberi judul PENDAHULUAN.

Na'am, ma'quul...

Menjelaskan Kesimpulan?



Seorang kawan menanyakan apakah poin-poin dalam kesimpulan perlu dijelaskan lagi, menyerupai bab 4?
Misalnya, "Tanda-tanda orang bakhil dapat diketahui sebagaimana disebutkan dalam Q.S. ini dan itu, dan tanda-tandanya itu dapat dilihat dari: a. b. c. d...?"

Jawab, tidak. Karena itu sama dengan mengulang membahas lagi. Tidak perlu dibahas lagi panjang lebar, karena hasilnya malah bukan kesimpulan tapi resume, isi Bab4 versi yang lebih singkat (=ringkasan bab 4).

Tanya lagi, "kok ada skripsi yang isinya seperti resume?"

Yah, gak semua skripsi bisa dijadikan acuan. Ada yang sudah dikasih tahu pas sidang, tetap aja pas revisi gak dibetulkan, dan... hal itu terlewatkan diperhatikan oleh pihak-pihak yang berwenang.

Yang jelas terkait kesimpulan ini sudah berkali-kali disinggung di sidang oleh beberapa penguji, dan sudah dijelaskan juga di berbagai buku panduan penulisan skripsi.

Contoh Rumusan Masalah dan Kesimpulan (2)

Berikut contoh lain, rumusan masalah dan kesimpulan:

Rumusan Masalah: 


a.         Apakah penegakan nilai-nilai amanah dan keadilan dalam muamalah sosial, dapat meminimalkan persoalan sosial, khususnya dalam hubungan majikan dan pembantu rumah tangga?     
b.        Bagaimana kedudukan pembantu rumah tangga dalam Islam? Bagaimana gambaran mereka di zaman kenabian dan para ulama salaf?  
c.         Apakah tingkat pemahaman majikan dan pembantu rumah tangga terhadap konsep amanah dan adil, berpengaruh positif dalam hubungan keduanya? 

d.        Apakah penerapan konsep nilai amanah dan adil dapat meningkatkan atau mengangkat harkat diri pembantu rumah tangga?

Kesimpulan:


1.        Penegakan nilai-nilai amanah dan adil dalam Q.S. An Nisaa’: 58 dapat meminimalkan persoalan sosial dalam hubungan majikan dan pembantu rumah tangga.
2.        Kedudukan pembantu rumah tangga dalam Islam adalah setara dengan profesi lainnya bahkan bisa menjadi sangat mulia, hal ini tergambar dalam bentuk hubungan antara majikan dan mereka pada zaman kenabian dan zaman para ulama salaf.
3.        Tingkat pemahaman majikan terhadap konsep amanah dan adil akan sangat berpengaruh terhadap baiknya dan positifnya hubungan majikan dan pembantu rumah tangga, karena masing-masing dapat menegakkan kedua pilar tersebut.
4.        Penerapan konsep amanah dan adil dapat meningkatkan atau mengangkat harkat diri pembantu rumah tangga, sebagaimana telah terbukti pada generasi sahabat, tâbi’în, dan ulama salaf. 

Contoh Rumusan Masalah dan Kesimpulan

Berikut ini contoh rancangan Rumusan Masalah dan Kesimpulan:

Rumusan Masalah:


a.         Sejauh mana peranan warisan harta dalam kesejahteraan anak?
b.        Apakah makna lemah dalam ayat tersebut, bermakna dalam hal ekonomi?
c.         Seberapa besar tanggung jawab orangtua menyiapkan bekal harta untuk mempersiapkan kesejahteraan anak-anaknya?
d.        Apakah ayat tersebut bermakna wajib atau anjuran saja?

e.         Kalau harta adalah fitnah yang berbahaya, lalu bagaimana membentengi anak dari bahaya tersebut?

Kesimpulan: 


1.        Harta warisan berperan sangat besar dan strategis dalam menjaga dan memelihara kelanjutan kesejahteraan hidup anak-anak yatim.
2.        Mayoritas mufassir berpendapat bahwa di antara pengertian yang paling dominan terhadap kata yang berarti lemah dalam Q.S. An-Nisaa’: 4 adalah berkaitan dengan hal ekonomi.
3.        Tanggung jawab orangtua dalam mempersiapkan bekal harta untuk kesejahteraan anak-anaknya sepeninggalnya adalah sangat besar, bahkan diperintahkan secara tegas oleh Allah .
4.        Perintah yang terkandung dalam ayat di atas adalah anjuran yang sangat ditekankan.
5.        Untuk membentengi anak dari fitnah harta adalah dengan mengamanahkannya pada pihak yang terpercaya, dan juga membekali anak dengan pendidikan yang mencukupi sehingga memiliki keterampilan yang cukup untuk mengelolanya secara mandiri di masa berikutnya.

Thursday, June 4, 2015

Kesimpulan dan Rumusan Masalah

Kesimpulan adalah jawaban dari masalah yang dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya di rumusan masalah.

Karenanya, poin-poin di kesimpulan jumlahnya sama dan bersesuaian dengan poin-poin di rumusan masalah.

Jika ada lima poin pertanyaan di rumusan masalah,
maka ada lima poin "jawaban" juga di kesimpulan.

Jika rumusan masalah poin pertama pertanyaannya: berapa 2x2?
Maka kesimpulan poin pertama: 2x2 = 4.

Tidak tepat jika rumusan masalah poin pertama : berapa 2x2?

Lalu kesimpulan poin pertama: "perkalian pada hakikatnya adalah penambahan berulang angka itu sendiri sekian kali." --> Rumusan Masalah dan Kesimpulan tidak bersesuaian.

Contoh lain:

Rumusan masalah:
1. Bagaimana kedudukan PRT dalam Islam? Bagaimana gambaran mereka di zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para ulama salaf?

2. Apakah ada hubungan positif antara tingkat pemahaman majikan terhadap Islam, dengan peningkatan keterampilan pembantu rumah tangga?


Kesimpulan:

1. Kedudukan PRT  di zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para ulama salaf  adalah setara dengan profesi lainnya, dimuliakan dan dilindungi hak-haknya.

2. Terdapat hubungan positif antara tingkat pemahaman majikan terhadap Islam dengan peningkatan keterampilan pembantu rumah tangga.

Jadi;
Rumusan masalah itu dibuat untuk jadi 'pagar' proses pengkajian dan analisa, apakah bisa terjawab?

(Agar bisa mengerjakan penulisan/penelusuran/pengkajian dengan fokus pada 'pagar rumusan masalah' ini, maka sebaiknya rumusan masalah ditulis besar-besar dan ditempel di meja kerja atau dinding tempat biasa mengerjakan skripsi, sehingga selalu ingat bahwa, ini looh daftar masalah/pertanyaan yang mau dicarikan jawabannya...)

Kesimpulan adalah pembuktian bagaimana penulis menyarikan jawaban atas rumusan masalah setelah melakukan proses kajian dan analisa.

Contoh sederhana:

Masalah yang dijadikan rumusan masalah:

Di mana rumah Andi bin Muhammad?

Nah, dikajilah itu siapa si Andi, dst...

Kesimpulan: Rumah Andi bin Muhammad terletak di Jl. Pelangi No. 3, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Pada bagian kesimpulan di atas tidak lagi dijelaskan bagaimana mengakses lokasi tersebut, seperti naik angkot jurusan apa, sejak kapan Andi tinggal di sana sehingga bisa diklaim itulah rumahnya...

Perhatikan: 
Kerap terjadi keliruan, kesimpulan dibuat seperti resume. Kalau kesimpulan dibuat seperti resume, apa kedudukan rumusan masalah dalam skripsi?
Buat apa diketengahkan masalah dalam bentuk pertanyaan, jika tidak spesifik diberikan jawaban kesimpulan yang bersesuaian?

والله أعلم بالصواب

Indeks: Tips Memilah Buku Referensi

Dalam mencari-cari dan memilih buku-buku referensi, utamakan yang ada indeks di belakangnya. Yaitu daftar kata-kata kunci yang termuat di dalam buku tersebut. Semakin banyak indeksnya, semakin bagus.

Contoh, buku Fiqh Islam wa Adillatuhu - nya Wahbah Az-Zuhailiy, di setiap belakang jilidnya ada indeks.

Ketika membutuhkan tambahan informasi tentang makna mumayiz, bisa segera tahu di halaman mana dengan melihat indeksnya.

### Cipayung, 5 Juni 2015

Wednesday, June 3, 2015

Dalil; Cara untuk Mengembangkan Isi Skripsi

Di antara cara yang bisa ditempuh untuk mengembangkan isi sebuah skripsi adalah;

Setelah kerangka skripsi fiks, contoh:

BAB IV
Sebab, Akibat dan Solusi atas Sikap Bakhil
A. Karakteristik Sikap Bakhil
1. Menyebut-nyebut Pemberian
2. Enggan Menyebut Nikmat atau Rezeki

B. Akibat Sikap Bakhil
1....
2....

Pada masing-masing poin di atas, tuliskan :
1. Paragraf pengantar, yaitu penjelasan singkat mengenai pemaparan dalam point tersebut.
2. Dalil Alquran
3. Pendapat mufassir terhadap dalil Alquran tersebut.
4. Dalil Hadis
5. Pendapat muhaddits terkait hadis tersebut (bisa lihat di kitab-kitab syarah hadis, misalnya untuk hadis Bukhari, lihat di Fathul Baari', untuk hadis Muslim, lihat di syarahnya Imam Nawawi khusus hadis muslim, dan bisa juga dikembangkan (bukhari, muslim dan hadis2 lainnya) dengan merujuk pada kitab syarah riyadlus shalihinnya Imam Nawawi...
6. Paragraf penutup, yaitu, berupa kesimpulan pribadi (kesimpulan hasil pemikiran penulis/peneliti sendiri terkait dalil dan hubungannya dengan tema kajian/penelitian).

Bagaimana cara menemukan dalil yang sesuai?

A. Dengan memasukkan kata kunci yang tepat di mesin pencari, misalnya; sedang menulis skripsi bertemakan membaca dan menulis.
Bisa coba di situs:
http://quran.javakedaton.com/
Masukkan kata (berbahasa Indonesia): "membaca" ,
maka akan keluar seluruh ayat yang terjemahannya memuat kata "membaca" tersebut.

Dengan cara ini juga kita bisa menemukan bagaimana Alquran menyebutkan aktifitas "membaca" tersebut (bisa digunakan di bagian definisi). Ternyata, tidak hanya قرأ, tapi juga ada تلو atau رتل ... Nah, dari sini saja kita bisa mengembangkan pengertian membaca menurut perspektif Alquran...

B. Untuk hadis, bisa dengan menggunakan Pusaka Lidwa. Caranya seperti di atas, masukkan kata kunci dan akan keluar hadis-hadis yang memuat kata tersebut, bisa disortir hanya dari Bukhari atau Muslim saja, jika mau cepat dapatkan hadis yang sahih dan sekaligus mudah didapatkan syarahnya.

D. Search di internet artikel-artikel tematik... Utamakan artikel yang memuat hadis dengan matan/lafaz arabnya. Karena kalau cuma terjemahan bahasa Indonesia, agak sulit melacak matannya di maktabah syamilah, misalnya. Meski bisa juga lewat Pusaka Lidwa, dengan mengandalkan terjemahan bahasa Indonesia tersebut, tapi makan waktu dan effort yang jauh lebih besar biasanya. Karena Pusaka Lidwa akan mengeluarkan semua kata yang mengandung unsur deretan huruf tersebut...

E. Dalam perjalanan A, B, C dan D di atas terbuka peluang mendapatkan:
a. definisi
b. pendapat-pendapat ulama lainnya
c. ide-ide lanjutan pengembangan isi

### Cipayung 3 Juni 2015

Tuesday, June 2, 2015

Kesalahan Penulisan Tanda Baca

Kesalahan ketik khususnya dalam kaidah penulisan tanda baca, dapat menjadi tanda bagi penguji akan kualitas sebuah skripsi. Penulisan yang banyak keliru mencerminkan skripsi itu juga banyak kelirunya.

Hal mendasar yang perlu diingat dalam penulisan tanda baca adalah, tidak ada spasi dengan kata yang di depannya.

Misalnya:

anaknya sendiri terbengkalai . 
--> antara huruf terakhir (i) dari terbengkalai dan tanda titik (.) tidak ada spasi. Yang benar: anaknya sendiri terbengkalai.

harta orang yang sedang sakit , 
--> harta orang yang sedang sakit

setelah kematian anak- anak
--> setelah kematian anak-anak

bagaimana jika sepertiganya ?
--> bagaimana jika sepertiganya?

Tambahan: 
Jika tanda baca 'melengket' tanpa spasi dengan kata di depannya, maka PASTIKAN TERPISAH dengan kata setelahnya. Contoh:

Said Hawwa, Al-Islam, h. 45.

Bukan:

Said Hawwa ,Al-Islam ,h. 45.

Ini hal sederhana tapi sangat bisa terjadi dan memang sudah terjadi.

Kalau kesalahan tulis ini hanya terjadi pada satu atau dua tempat, mungkin pembaca khususnya penguji masih bisa memakluminya sebagai kekhilafan penulis, tapi kalau banyak sekali bahkan hampir semua keliru, tentu ini menjadi tanda tanya besar akan kepahaman penulis tentang penulisan dasar bahasa Indonesia.

Jangan ada Pengulangan

Di antara kaidah penting dalam penulisan karya ilmiah termasuk skripsi adalah, sedapat mungkin menghindari pengulangan isi. Apalagi yang satu paragraf itu benar-benar SAMA PERSIS terulang di bagian lain.

Wahai Pembimbing, Kau Bacakah?

Baru saat ini sempat membaca dengan detail dan sepenuh hati draft skripsi seorang sahabat. Sebelumnya, hanya membantu seputar kelengkapan dalil dan tata letak tulisan.

Berkali-kali sebelumnya saya tanyakan apakah pembimbingnya sudah membaca bab ini? Dan bab itu? Berkali-kali juga ia mengatakan, sudah, dan sudah beres kata pembimbing.

Namun hari ini, saya terkejut melihat isi bab yang dimaksud itu masih sangat banyak kekurangannya, bahkan terjadi banyak pengulangan...

Duh, pembimbing, apakah engkau benar membaca naskah ini dengan seksama, sebelum mengatakan "sudah oke"?

Mukaddimah: Tentang Blog Ini

Sehubungan dengan banyaknya teman kuliah yang menghadapi masalah dan ketidakmengertian dalam proses menulis skripsi, muncul ide untuk merekam proses diskusi dan berbagi pikiran/pendapat dalam sebuah blog.

Blog ini menjadi tempat mencatat berbagai hal terkait penulisan skripsi, khususnya terkait prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (sehingga ikut masuk juga hadis, karena penafsiran level dua adalah penafsiran dengan hadis).